Part 2
Perkembangan
penduduk di indonesia
A.Landasan
perkembangan penduduk di indonesia
Penduduk adalah orang atau
orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negara, dan pulau) yang
tercatat sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat tersebut.
Berdasarkan tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan
menjadi empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk
sementara, dan tamu. Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir.
Penduduk pendatang adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari
tempat lain. Penduduk sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan
kemungkinan akan pindah ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau
alasan lain. Adapun tamu adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang
baru dalam rentang waktu beberapa hari dan akan kembali ke tempat asalnya.
B.Pertambahan
penduduk dan lingkungan pemukiman
Pertambahan penduduk yang semakin tidak
terbendung mengakibatkan mempengaruhi dengan lingkungan pemukiman yang ada di
Indonesia ini. Kesenjangan sosial juga menjadi salah satu penyebab dari
lingkungan pemukiman yang ada di Indonesia ini antara yang kaya dan yang
miskin. Pemerintah pun tampaknya cukup kesulitan untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan di lingkungan pemukiman yang miskin.
Ditinjau dari jumlah penduduk yang ada di
Indonesia jumlah penduduk jika dilansir untuk tahun 2013 saja yaitu sebanyak
237.641.326 jiwa. Jumlah penduduk Indonesia meningkat dengan laju pertahun
sekitar 1,49 persen (Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014). Luas daerah
Indonesia yaitu sebesar 1.890.754 km2 .
pada tahun 2005 Cukup padat akan tetapi kepadatan yang terjadi tidak menyebar,
melainkan jumlah kepadatan itu terjadi yang paling banyak di Pulau Jawa
dikarenakan merupakan Ibu Kota berada di Jakarta dan banyak perantau-perantau
yang memilih pindah ke Jakarta beserta sanak saudara terutama pada saat
Lebaran, entah perantau tersebut sukses ataupun tidak sukses.
Kembali pada pembahasan terhadap
pertambahan penduduk itu sendiri yaitu banyaknya warga yang mayoritas tidak
paham akan pentingnya keluarga berencana yang menyebabkan
pertambahan penduduk tersebut tidak terbendung. Terutama pada warga kurang mampu
yang dimana, selain kurang mampu, juga tak memiliki tempat tinggal yang oleh
karena itu mereka tinggal di tempat yang kumuh, yang sebenarnya tempat tersebut
tidak layak bahkan dilarang oleh pemerintah untuk dihuni karena tempat tersebut
milik pemerintah atau milik orang orang lain atau swasta.
C.Pertumbuhan Penduduk dan tingkat pendidikan
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu
wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya
pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan
jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1995 sampai 2000. Selain merupakan sasaran
pembangunan, penduduk juga merupakan pelaku pembangunan. Maka kualitas penduduk
yang tinggi akan lebih menunjang laju pembangunan ekonomi. Usaha yang dapat
dilakukan adalah meningkatkan kualitas penduduk melalui fasilitas pendidikan,
perluasan lapangan pekerjaan dan penundaan usia kawin pertama. Menurut Kuncoro
(1997:169) menjelaskan bahwa ada tiga alasan mengapa pertumbuhan penduduk yang
tinggi akan menghambat pembangunan : Meningkatkan konsumsi saat ini dan
investasi yang dibutuhkan untuk membuat konsumsi dimasa yang akan datang.
Rendahnya sumber daya perkapita akan menyebabkan penduduk tumbuh lebih cepat
yang pada gilirannya membuat investasi dalam kualitas manusia semakin sulit.
Fakta menunjukkan aspek kunci dalam pembangunan adalah penduduk yang semakin
terampil dan berpendidikan. Di banyak negara dimana penduduknya masih amat
bergantung dengan sektor pertanian, pertumbuhan penduduk mengancam keseimbangan
sumberdaya alam karena pertumbuhan penduduk memperlambat perpindahan penduduk
dari struktur pertanian modern dan pekerja modern lainnya. Pertumbuhan penduduk
yang cepat membuat semakin sulit melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan
perubahan ekonomi dan sosial.
D.Pertumbuhan penduduk dan penyakit yang berkaitan dengan
lingkungan hidup
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran,
kematian, dan perpindahan penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan faktor
alami sedangkan perpindahan penduduk adalah faktor non alami. Migrasi ada dua
yaitu migrasi masuk yang artinya menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi
keluar adalah mengurangi jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada
tempat orang itu tinggal kurang ada fasilitas yang memadai. Selain itu juga
kebanyakan kurangnya lapangan kerja. Maka dari itu banyaklah orang yang
melakukan migrasi.
Dalam dalam masalah ini maka
penduduk tidak aka jauh dengan masalah kesehatan atau penyakit yang melanda
penduduk tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang terawat ataupun pemukiman
yang kumuh,seperti limbah pabrik,selokan yang tidak terawat yang menyebabkan
segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah tersebut yang mengakibatkan
kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk.
Untuk
menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih
banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam
semua sektor kesehatan.
Usaha-usaha
secara terintegrasi dari semua sektor, termasuk organisasi-organisasi,
individu-individu, dan masyarakat, diperlukan untuk pengembangan pembangunan
sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi, menjamin dasar lingkungan hidup
dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.
Seperti
semua makhluk hidup, manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi
keperluan-keperluan kesehatan dan kelangsungan hidup.
Kesehatanlah
yang rugi apabila lingkungan tidak lagi memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia
akan makanan, air, sanitasi, dan tempat perlindungan yang cukup dan aman-
karena kurangnya sumber-sumber atau distribusi yang tidak merata.
Kesehatanlah
yang rugi apabila orang-orang menghadapi unsur-unsur lingkungan yang tidak
ramah- seperti binatang-binatang mikro, bahan-bahan beracun, musuh bersenjata
atau supir-supir yang mabuk.
Kesehatan
manusia adalah keperluan dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Tanpa
kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak dapat menentang
kemiskinan, atau melestarikan lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pelestarian
lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk kesejahteraan manusia dan proses
pembangunan. Lingkungan yang sehat menghasilkan masyarakat yang sehat,
sebaliknya lingkungan yang tidak sehat menyebabkan banyak penyakit
Kemampuan
manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas lingkungannya tergantung
sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang masih primitif hanya mampu
membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat.
Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah
lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible. Prilaku masyarakat ini
menentukan gaya hidup tersendiri yang akan menciptakan lingkungan yang sesuai
dengan yang diinginkannya mengakibatkan timbulnya penyakit juga sesuai
dengan prilakunya tadi. Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan
dengan sumber daya social ekonomi. WHO menyatakan “Kesehatan adalah suatu
keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya
merupakan bebas dari penyakit”.Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang
Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1,Pasal 2 dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah
meliputi kesehatan badan (somatik),rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya
deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi
arti yang sangat luas pada kata kesehatan. Keadaan kesehatan lingkungan di
Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan
status kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk,
penyediaan air bersih, pengolalaan sampah,pembuangan air limbah penggunaan
pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan,
ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai,penggundulan hutan dan banyak
lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit.
E.Pertumbuhan penduduk dan kelaparan
Pertumbuhan penduduk dan
kelaparan :
Kekurangan gizi dan angka
kematian anak meningkat di sejumlah kawasan yang paling buruk di Asia dan
Pasifik kendati ada usaha internasional untuk menurunkan keadaan itu, kata
sebuah laporan badan kesehatan PBB hari Senin.
Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang ditetapkan berdasarkan delapan
Tujuan Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak akan tercapai pada tahun 2015
berdasarkan kecnderungan sekarang.
“Sejauh ini bukti menunjukkan
bahwa kendati ada beberapa kemajuan, di banyak negara, khususnya yang paling
miskin, tetap ketinggalan dalam kesehatan,” kata Dirjen WHO Lee Jong Wook dalam
laporan itu.
Kendati tujuan pertama
mengurangi kelaparan, situasinya bahkan memburuk sementara negara-negara miskin
berjuang mengatatasi masalah pasokan pangan yang kronis, kata data laporan itu.
Antara tahun 1990 dan 2002–
data yang paling akhir– jumlah orang yang kekurangan makanan meningkat 34 juta
di indonesia dan 15 juta di Surabaya dan 47 juta orang di Asia timur, kata
laporan tersebut.
Proporsi anak berusia lima
tahun ke bawah yang berat badannya terlalu ringan di Surabaya, tenggara dan
timur meningkat enam sampai sembilan persen antara tahun 1990 dan 2003,
sementara hampir tidak berubah (32 persen).
Lebih dari separuh anak-anak di
Asia selatan kekurangan gizi, sementara rata-rata di negara-negara berkembang
tahun 2003 tetap sepertiga.
“Meningkatnya pertambahan
penduduk dan produktivitas pertanian yang rendah merupakan alasan utama
kekurangan pangan di kawasan-kawasan ini,” kata laporan itu.
Kelaparan cenderung terpusat di
daerah-daerah pedesaan di kalagan penduduk yang tidak memilki tanah atau para
petani yang memiliki kapling yang sempit untuk memenunhi kebutuhan hidup
mereka,” tambah dia.
Tidak ada satupun negara-negara
miskin dapat memenuhi tantangan mengurangi tingkat kematian anak.
Kematian bayi meningkat tajam
di Surabaya antara tahun 1999 dan 2003, yang menurut data terakhir yang
diperoleh, dari 90 sampai 126 anak per 1.000 kelahiran hidup. Juga terjadi
peningkatan tajam dari 38 menjadi 87 per 1.000 kelahiran hidup.
“Untuk sebagian besar negara
kemajuan dalam mengurangi kematian anak juga akan berjalan lambat karena
usaha-usaha mengurangi kekurangan gizi dan mengatasi diare, radang paru-paru,
penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan malaria tidak memadai,” kata
laporan itu.
Berdasarkan kecenderungan
sekarang, WHO memperkirakan pengurangan dalam angka kematian dikalangan anak
berusia dibawah lima tahun antara tahun 1990 dan 2015 akan menjadi sekitar
seperempat, kurang dari dua pertiga dari yang diusahakan.
Usaha untuk mengatasi kematian
ibu juga sulit, kata laporan WHO itu.
Tingkat
kematian ibu diperkirakan akan menurun hanya di negara-negara yang telah
memiliki tingkat kematian paling rendah sementara sejumlah negara yang
mengalami angka terburuk bahkan sebaliknya.
WHO
memperkirakan 504.000 dan 528.000 kematian dalam setahun karena komplikasi
dalam kehamilan dan kelahiran terjadi di Surabaya
Tingginya
laju pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran di Indonesia tersebut, diperparah
dengan pola penyebaran penduduk yang tidak merata. “Jika semua itu, tidak
segera dikendalikan, maka hal itu akan jadi beban buat kita semua. Karena itu,
baik pria maupun wanita harus memaksimalkan program KB,
Untuk
mengurangi jumlah penduduk lapar tersebut, maka menurut Diouf diperlukan
peningkatan produksi dua kali lipat dari sekarang pada tahun 2050. Peningkatan
produksi ini khususnya perlu terjadi di negara berkembang, di mana terdapat
mayoritas penduduk miskin dan lapar.
F.Kemiskinan dan keterbelakangan
Adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan
merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah
mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya
mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan
pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan
dalam arti ini dipsdfgeggahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan
pelayanan dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal
ini termasukpendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan
dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan
kekayaanyang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda
melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Mengukur kemiskinan
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori ,
yaituKemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada
satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat /
negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi
yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira
2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).Bank Dunia mendefinisikan
Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan
Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka
diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari
dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari."[1] Proporsi
penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari
28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001,
persentase
dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1
dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami
penurunan dalam kurun waktu tersebut.
ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN
A.Keberlanjutan pengembangan
Pembangunan Berkelanjutan
adalah proses pembangunan lingkungan yang berprinsip “memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”.
Pembangunan berkelanjutan adalah salah satu faktor yang harus dihadapi untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran
lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunanekonomi dan keadilan sosial.
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu
lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga
lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan
lingkungan. Menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan
pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan
bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan
lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan
Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi
keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit
diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan
limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat
berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Keberlanjutan Pembangunan
Keberadaan sumberdaya alam, air, tanah dan sumberdaya yang lain
menentukan aktivitas manusia sehari-hari. Kita tidak dapat hidup tanpa udara
dan air. Sebaliknya ada pula aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi
keberadaan sumberdaya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam
banyak ditentukan oleh aktivitas manusia. Banyak contoh kasus-kasus pencemaran
dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti
pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta kerusakan hutan yang
kesemuanya tidak terlepas dari aktivitas manusia, yang pada akhirnya akan merugikan
manusia itu sendiri. Pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumberdaya
alam. Namun eksploitasi sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kemampuan dan
daya dukung lingkungan mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan.
Di Indonesia , kontribusi yang menjadi andalan dalam menyumbang
pertumbuhan ekonomi dan sumber devisa serta modal pembangunan adalah dari
sumberdaya alam. “Sumberdaya alam mempunyai peranan penting dalam perekonomian
Indonesia baik pada masa lalu, saat ini maupun masa mendatang sehingga, dalam
penerapannya harus memperhatikan apa yang telah disepakati dunia internasional
Namun demikian , selain sumberdaya alam mendatangkan kontribusi
besar bagi pembangunan, di lain pihak keberlanjutan atas ketersediaannya sering
diabaikan. Begitu juga aturan yang mestinya ditaati sebagai landasan
pengelolaan suatu usaha dan atau kegiatan mendukung pembangunan dari sektor
ekonomi kurang diperhatikan. Akibatnya, ada kecenderungan terjadi penurunan
daya dukung lingkungan dan menipisnya ketersediaan sumberdaya alam yang ada
serta penurunan kualitas lingkungan hidup. Di era Otonomi Daerah, pengelolaan
lingkungan hidup tetap mengacu pada Undang-undang No 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan juga Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah serta Undang-undang No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah. Dalam melaksanakan kewenangannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah No 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. Dalam pengelolaan lingkungan hidup
Pemerintah Provinsi mempunyai 6 kewenangan terutama menangani lintas
kabupaten/kota, sehingga titik berat penanganan pengelolaan lingkungan hidup
ada di kabupaten/kota. Dalam surat edaran Menteri Dalam Negeri No 045/560
tanggal 24 Mei 2002 tentang pengakuan Kewenangan/Positif List terdapat 79
Kewenangan dalam bidang lingkungan hidup.
B.Mutu lingkungan hidup dengan resiko
Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena
merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan.
Berbicara mengenai lingkungan pada dasarnya adalah berbicara mengenai mutu
lingkungan. Namun dalam hal itu apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan
tidaklah jelas, karena tidak diuraikan secara jelas, mutu lingkungan hanyalah
dikaitkan dengan masalah lingkungan, misalnya pencemaran, erosi, dan banjir.
Dengan kata lain mutu lingkungan itu diuraikan secara nrgatif, yaitu apa yang
tidak kita kehendaki, seperti air tercemar. Agar kita dapat mengelola
lingkungan dengan baik, kita tidak saja perlu mengetahui apa yang tidak kita
keehendaki. Dengan demikian kita dapat mengetahui kearah mana lingkungan utu
ingin kita kembagnkan untuk mendapatkan mutu yang kita inginkan.
Tidak mudah untuk menentukan apa yang dimaksud dengan mutu
lingkungan, oleh karena persepsi orang terhadap mutu lingkungan Pengelolaan
lingkungan untuk mendapatkan kondisi optimum didasarkan pada pertimbangan
yntung rugi. Orang bersedia untuk mengurangi atau mengorbankan suatu keuntungan
untuk mendapatkan keuntungan lain atau mengurangi suatu kerugian. Dengan
demikian pada hakekatnyan orang menganalisis manfaat dan resiiko lingkungan
agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuni secara optimum.
Berdasarkan analisis tersebut diatas mutu lingkunan dapatlah
diartikan sebgagai kondisi lingkungan dalam hubungannya dengan mutu hidup.
Makit tinggi derajat mutu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, makin tinggi
pula derajat mutu lingkungan tersebut dan sebaliknya.
RESIKO LINGKUNGAN YANG TIDAK SEHAT
Penularan Penyakit Melalui Air
Air adalah mutlak bagi kehidupan. Tetapi jika kualitas air tidak
di perhatikan, maka air dapat menjadi sumber penyebab penyakit. Air dapat
mengandung zat – zat kimia yang berbahaya untuk kehidupan, bila terdapat
pencemaran dengan berbagai sumber alam maupun sumber kehidupan manusia.
Banyak penyakit menular yang bersumber pada air. Penyakit virus
dapat bersumber pada air, seperti radang mata yang sering di dapat setelah
berenang di kolam yang kurang terpelihara. Air selain dapat menularkan penyakit
secara langsung, dapat juga menjadi tempat perindukan berbagai macam penyakit.
Berbagai serangga memerlukan air untuk berkembang biak seperti nyamuk yang
dapat menularkan berbagai macam penyakit.
Tumbuhan air juga dapat menjadi habitat dari faktor penyakit.
Keong air yang dapat memerlikan schistosomiasis dari tumbuh – tumbuhan air itu.
Tikus dan binatang lainnya yang hidup di sekitar air juga dapat menjadi sumber
penyakit manusia, seperti penyakit leptopirosis.
Penularan Penyakit Melalui udara
Penyakit dapat ditularkan dengan menghirup penyebab penyakit
dalam pernafasan. Penyakit influensa dan tuberkulosis adalah contoh – contoh
yang terinfeksi melalui udara. Pencemaran udara dengan berbagai bahan kimia
dapat menyebabkan kerusakan langsung pada paru – paru. Selain itu dapat
menyebabkan iritasi pada paru – paru sehingga mudah terserangoleh penyakit
infeksi sekunder seperti TBC. Selain itu bahan – bahan kimia ini banyak di duga
sebagai penyebab kanker paru – paru misalnya exhaust fume kendaraan bermotor.
Penularan Penyakit Melalui Tanah
Air tanah banyak mengandung penyakit, terutama jika tercemar
oleh kotoran manusia dan hewan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Penyakit tetanus dapat terjadi jika luka kena tanah, jika tanah tercemar oleh
kotoran hewan atau manusia, yang mengandung penyebabnya yakni
clostridiumtetani. Di dalam tanah juga banyak di temukan bentuk – bentuk
infeksi berbagai parasit. Cacing – cacing perut penyebarannya melalui tanah,
telurnya di keluarkan dengan tinja. Jika sampai di tanah, telur – telur itu
akan tumbuh menjadi bentuk infektif yang sudah siap untuk tumbuh di dalam badan
manusia. Cara penularan dapat terjadi jika telur-telur yang masak ini tertelan
oleh makanan yang tercemar oleh tanah yang mengandung telur tadi atau memakai
tangan yang kotor.
C.Kesadaran lingkungan
Kesadaran tentang lingkungan
hidup menyangkut kesadaran akan betapa pentingnya lingkungan hidup dalam
menunjang kwalitas hidup sangat di perlukan demi terciptanya lingkungan hidup
yang harmonis dan lestari lewat tindakan-tindakan yang positif.
Hasil penelitian teoritik
tentang kesadaran lingkungan hidup dari Noelaka (1991), menyatakan bahwa
kesdaran adalah keadaan tergugahnya jiwa terhadap sesuatu, dalam hal ini
terhadap lingkungan hidup dan terlihat pada perilaku dan tindakan masing-masing
individu. Husserl yang dikutip Brauwer (1986), menyatakan bahwa kesadaran
adalah pikiran sadar (pengetahuan) yang mengatur akal, hidup wujud yang sadar,
bagian dari sikap/perilaku yang di lukiskan sebagai gejala dalam alam dan harus
dijelaskan berdasarkan prinsip sebab musabab.
Daniel Chiras 1985 dan 1991)
menyatakan bahwa dasar penyebab kesadaran lingkungan adalah etika lingkungan.
Etika lingkungan yang sampai sekarang masih berlaku adalah etika lingkungan
yang didasarkan pada sisitem nilai yang mendudukan manusia bukan bagian dari
alam tetapi manusia sebagai pengatur dan penakluk alam. Sistem nilai ini timbul
dari sifat dasar manusia sebagai makhluk biologis. Setiap makhluk biologis
memiliki sifat dasar “biological imperialisme” , sifat yang mau makan untuk hidup bagi dirinya sendiri dan bagi
keturunannya sehingga tumbuh menjadi sikap “anthopocentric”, semuannya berpusat pada diri
sendiri.
D.Hubungan
lingkungan dengan pembangunan
Pembangunan
dan lingkungan mempunyai hubungan yang erat saling terkait dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Pembangunan dalam hal ini berupa kegiatan usaha
maupun kegiatan untuk hajat hidup orang banyak, membutuhkan faktor lingkungan
baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial sebagai unsur produksi baik
secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan alam menjadi pemasok
sumberdaya alam yang akan diproses lebih lanjut guna memenuhi kebutuhan
manusia, sedangkan lingkungan sosial menyediakan sumberdaya manusia sebagai
pelaku pembangunan. Sebaliknya lingkungan membutuhkan pembangunan untuk bisa
memberikan nilai guna atau manfaat yang dapat diukur secara ekonomi. Demikian
pula lingkungan sosial juga membutuhkan pembangunan guna mendapatkan manfaat
untuk kehidupan yang lebih baik. Kegiatan pembangunan yang menghasilkan
berbagai produk baik barang dan jasa telah memberikan manfaat bagi
kesejahteraan, kemudahan, dan kenyamanan bagi kehidupan manusia diberbagai
bidang. Namun demikian, dalam kaitan dengan lingkungan alam, ancaman datang
dari dua sumber yakni polusi dan deplesi sumberdaya alam. Polusi berkaitan
dengan kontaminasi lingkungan oleh industri, sedangkan deplesi sumberdaya alam
bersumber dari penggunaan sumber sumber yang terbatas jumlahnya.
Pertumbuhan
pembangunan di satu sisi akan memberikan kontribusi positif terhadap taraf
hidup masyarakat. Namun di sisi lain akan berakibat menurunnya fungsi
lingkungan. Alih fungsi lahan untuk pembangunan secara langsung akan mengurangi
luas lahan hijau, baik lahan pertanian maupun kawasan hutan yang merupakan
penghasil oksigen. Sementara meningkatnya pemakaian bahan bakar fosil sebagai
sumber energi justru menyumbang gas karbon yang akhirnya berdampak pada
perubahan iklim yang terjadi karena efek rumah kaca. Kontradiksi antara
kepentingan pembangunan dan kepentingan pelestarian fungsi lingkungan ini
memerlukan upaya dan langkah nyata agar keduanya dapat dilakukan secara
seimbang dan harmonis, sesuai amanat pembangunan berkelanjutan yakni
pembangunan dengan memperhatikan tiga pilar utama yakni ekonomi, lingkungan,
dan sosial.
Pertimbangan
Proyek Pembangunan
Kerugian-kerugian
dan perubahan-perbahan terhadap lingkungan perlu diperhitungkan, dengan
keuntungan yang diperkirakan akan diperoleh dari suatu proyek pembangunan.
Itulah sebabnya dala setiap usaha pembangunan, ongkos-ongkos sosial untuk
menjaga kelestarian lingkungan perlu diperhitungkan, sedapat mungkin tidak
memberatkan kepentingan umum masyarakat sebagai konsumen hasil pembangunan
tersebut.
Beberapa
hal yang dapat dipertimbangkan dalam mengambil keputusan-keputusan demikian,
antara lain adalah kualitas dan kuantitas sumber kekayaan alam yang diketahui
dan diperlukan; akibat-akibat dari pengambilan sumber kekayaan alam termasuk
kekayaan hayati dan habisnya deposito kekayaan alam tersebut. Bagaiaman cara
pengelolaannya apakah secara traditional atau memakai teknologi modern,
termasuk pembiayaannya dan pengaruh proyek pada lingkungan terhadap memburuknya
lingkungan serta kemungkinan menghentikan perusakan lingkungan dan menghitung
biaya-biaya serta alternatif lainnya.
Hal-hal
tersebut di atas hanya merupakan sebagian dari daftar persoalan, atau
pertanyaan yang harus dipertimbangkan bertalian dengan setiap proyek
pembangunan. Juga sekedar menggambarkan masalah lingkungan yang konkret yang
harus dijawab. Setelah ditemukan jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan
tadi, maka disusun pedoman-pedoman kerja yang jelas bagi pelbagai kegiatan
pebangunan, baik berupa industri atau bidang lain yang memperhatikan faktor perlindungan
lingkungan hidup manusia.
E.Pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup oleh proses pembangunan
Sebagaimana
diarahkan dalam GBHN Tahun 1988, pembangunan industri merupakan bagian dari
pembangunan ekonomi jangka panjang untuk mencapai stucture ekonomi yang semakin
seimbang dari sektor industri yang maju dan didukung oleh sektor pertanian yang
tangguh. Selanjutnya digariskan pula bahwa ‑proses industrialisasi harus mampu
mendorong berkembangnya industri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi,
pencipta lapangan kerja baru, sumber peningkatan ekspor dan penghematan devisa,
penunjang pembangunan daerah, penunjang pembangunan sektor-sektor lainnya
sekaligus wahana pengembangan dan penguasaan teknologi.
Industrialisasi
merupakan pilihan bagi bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan
kehidupannya. Hal terseut antara lain disebabkan terbatasnya lahan pertanian.
Industrialisasi merupakan suatu jawaban terhindarnyan tekanan penduduk terhadap
lahan pertanian. Yang perlu mendapatkan perhatian ialah bahwa industri
merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat potensial untuk merusak dan
mencemari lingkunga . apabia hal ini tidak dapat perhatian serius maka ada
kesan bahwa antara industri dan lingkungan hidup tidak berjalan seiring, dalam
arti semakin maju industri maka semakin rusak lingkungan hidup itu.
Industri
yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup manusia akan
memberikan dampak begatif pula berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Unsur – unsur pokok yang diperlukan untuk kegiatan industri antara lain adalah
sumber daya alam ( berupa bahan baku, energi dan air), sumberdaya manusia (
berupa tenaga kerja peda berbagai tingkatan pendidikan), serta peralatan.
Kegiatan
pembangunan industri yang melibatkan unsur – unsur tersebut dapat menimbulkan
dampak negatif yang berupa :
1.
Pandangan yang kurang menyenangkan bagi wilayah industri.
2.
Penurunan niali tanah di sekitar industri bagi permukiman.
3. Timbuk
kebisingan oleh operasi peralatan.
4. Bahan
– bahan buangan yang dikeluarkan oleh industri dapat menggangu dan mengotori
udara, air, dan tanah.
5.
Perpindahan penduduk yang menimbulkan dampak sosial.
6. Hasil
produksi industri dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat.
7.
Timbulnya kecemburuan sosial.
Dampak
Pencemaran Terhadap Lingkungan Hidup
Pembangunan
yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan mutu hidup rakyat, dimana proses pelaksanaan pembangunan disatu pihak
menghadapi permasalahan jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertambahan
yang tinggi, akan tetapi tersedianya sumber daya alam terbatas, atas dasar
tersebut dimana pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup
rakyat tersebut, baik generasi sekarang maupun generasi mendatang adalah
pembangunan berwawasan lingkungan.Untuk mencapai tujuan utama tersebut, maka
sejak awal perencanaan usaha atau kegiatan sudah diperkirakan perubahan rona
lingkungan akibat pembentukan suatu kondisi lingkungan yang baru, baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan, yang ditimbulkan sebagai akibat diselenggarakannya
usaha atau kegiatan pembangunan.
Komentar
Posting Komentar